Tuesday, October 25, 2011

Senja


When someone comes into your life
God send them for a reason.
Either to learn from them or to be with them until the end.
#ihatequote

Monday, October 24, 2011

20.10.11


20.10.11

Saya
Bukan Senja
Berhasil naik satu anak tangga
Masih bukan siapa-siapa

- Jakarta -

Tuesday, October 18, 2011

I Amsterdam


saya berkaus merah. ketiga dari kiri
Penampilan saya ya seperti ini sejak dulu. Rambut diikat satu, malas dandan bahkan sisiran. Cuek. Suka pakai tas merchandise dari suatu acara atau pakai t-shirt yang ada logo perusahaan kemana pun. Kantor, kampus, jalanjalan.

Ada yang menyarankan untuk dikepang saja rambutnya. Namun saya tidak suka. Dan seketika teman saya bilang, “Gue bosen liat rambut lo diiket begitu terus.” Lalu saya hiraukan dia.

Beberapa waktu lalu, ketika sedang liburan di Pulau Seribu Pura, saya dua kali pakai kaus yang ada logo perusahaan. Logonya besar, sangat dominan. Teman saya bilang, “Lo pake kaos sponsor terus!”. Lalu saya acuhkan dia sembari senyum.

Lalu apa hubungan tulisan ini dengan foto? Ngga ada. Pamer? Mungkin iya.

Saya sedang ingin cuek, tidak peduli, bodo amat. Lebih tepatnya egois ! Keyakinan saya pada malam ini adalah setiap orang itu egois, hanya levelnya berbeda. Seperti maicih.

Maicih itu egois. Saya bisa bilang dia egois karena membuat perut bergejolak, badan berkeringat, mulut sumpah serapah, bilang, “Anjritttt looo pedess banget !!”

Bahwa saya lebih egois daripada maicih adalah benar. Sampai saat ini pun, melihat kamu secara langsung saja belum. Apalagi ‘merasakan’ kamu yang katanya pedas. Jika tibatiba saya bilang kamu egois padahal belum tahu kebenarannya, kemudian kamu menyebutnya apa? Fitnah?


Ditemani Alicia Keys – Empire State Of Mind  (Part 2)
New York, city never sleep.

Masih di Jakarta, belum pindah ke New York.
17 Oktober 2011. 23.37 WIB.

Sunday, October 16, 2011

The Heart of The Matter


 Blackberry Messenger. Received Friday, 14 October 2011, 22.56.

Kamu : Hari ini aku diminta untuk ninggalin dia untuk yang kesekian kalinya. Akhirnya aku kabulkan setelah beberapa kali dia minta.
Aku : Peluukkk. All is well. Kan emang mesti gitu kataNya.

Kamu : Ikhlas.
Aku : Legowo.

Kamu : Sure ! Nanti kalau udah membaik, dia pasti balik. Dia cuma butuh sendiri dulu.
Aku : Jadi masih berharap untuk balikan?

Kamu : Kami teman. Aku tau dia orang paling tulus sedunia. Tulus sayang. Tulus melepas. Serba tulus. Dia bukan orang yang suka mimpi. Lebih ke realita.
Aku : Nice.

Kamu : Kalau nanti aku punya pacar jawa, katolik, baik, mapan, orang yang pertama kali senyum itu dia.
Aku : Dia satu dari antara sejuta. Senang liat kalian. Semuanya baikbaik.

Kamu : Rasanya getir. Bukan rapuh. He is doing well.
Aku : Very well. Baik banget.

Kamu : Dia ngga suka aku terlalu baik. Jadi disuruh pergi.
Aku : Kok bisa sekuat itu? Great job.

Kamu : Karena memang ngga ada yang harus disesali. Satusatunya mukaku jelek adalah ketika aku menangis. Hahaha. Selebihnya cantik ! Bangun tidur, ke kantor, gosong abis liburan, marahmarah, dll, semua cantik kata dia. Apalagi meluk aku. Never. Dan dia ngga akan mau mendaratkan sekecupkecupan di dahi kalau aku nangis. Jadi jangan nangis ! nanti ngga laku.
Aku : One in a million.


Ditemani Alicia Keys dengan The Heart of The Matter.
Jakarta, 14 Oktober 2011

It’s Called Friend


Kita bertemu di sebuah ruangan kotak lantai empat. Saling berhadapan hampir setiap harinya.

Kita samasama pernah diberi kesempatan untuk mencoba melakukan sebuah hal yang dinamakan ikhlas, legowo. Samasama pernah belajar menerima sebuah kejujuran dari pengkhianatan. Kita saling bertukar cerita tentang pahit kita masingmasing. Mestinya kita itu bersyukur.

Theoresia Rumthe pernah membuat satu kesimpulan yang dibuat paling tidak untuk hatinya pada malam itu. Dia bilang, “Kalaupun kamu punya pahit dengan orang lain, padahal dulunya kalian adalah pasangan yang manis. Ingatlah halhal romantis yang pernah kamu lewati bersama orang itu.”

Katanya lagi, “Mengingat hal romantis, bukan gombal. Mengingat hal manis akan membantumu seimbang ketika rasa pahit itu melanda. Berbesar hati untuk menerima rasa pahit. Lalu berbesar hati pula untuk mengingat halhal manis.”

Blackberry Messenger. Received Thursday, 13 October 2011, 10.00 WIB.

Kamu : sebenernya gue udah mempersiapkan diri untuk ngga nge drop. Ternyata ngga bisa. Seketika dada sesak, badan panas banget tapi merinding.
Saya : I feel you. Yang kuat ya. God makes no mistakes.

Blackberry Messenger. Received Friday, 14 October 2011, 19.27 WIB.

Kamu : gue ngga sanggup kalau nanti pas balik ke Jakarta terus ngga ada kesibukan. Pasti akan kepikiran terus.
Saya : cari kesibukan. Buat seharian itu capek. Jadi sampai rumah tinggal tidur. Ikut kegiatan apa lah. Sampai lo nemu titik dimana lo bisa ‘bangun’.

Kamu : gue ngga fokus. Percuma.
Saya : Emang sih sekalipun setiap hari jalanjalan terus tiap pulang kantor, sampai rumah pasti berasa. Tapi tetap harus cari halhal positif. Besok jangan kebanyakan bengong.

Kamu : gue pulang Minggu. Pas gue pulang pas hari nikahannya.
Saya : yakin aja lo pasti kuat. Kalau mau nangis ya nangis. Dirasain aja. Bisa kok bisa.

Dear Friend, Wish him nothing. But the best.


Jakarta, 14 Oktober 2011
 
 
Copyright © TITA
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com