Monday, June 19, 2017

19 Juni 2017

Dear mas Bram,

Kenapa harus secepat ini juga sih.  Masih 33 tahun gitu. Masih banyak yang bisa dikerjain. Tapi yah pada akhirnya masing-masing akan ada jalanNya sendiri-sendiri & sampai kapan juga kita ngga pernah tau berapa lama dikasih waktu. 5 tahun ngga ketemu, sekalinya ketemu udah ngga bisa ngobrol lagi. Tapi sekarang sakitnya udah hilang ya. Udah ngga berasa sakit lagi kan. Aku mikirnya kenapa sih nyerah sama penyakit. Kenapa ngga semangat aja dulu gituuu. 

Mas Bram yang tenang di sana, istirahat yang banyak dan sampai kita ketemu lagi. Jagain kita semua yang masih ada di peziarahan dunia ini yah. We love you, yet Jesus loves you more. 


Jakarta, 19 Juni 2017. Surat untuk mas Bram.

Thursday, June 1, 2017

15 April 1987-15 April 2017

Halo Aries! Selamat datang di pergantian angka tiga. Selamat datang di TIGA PULUH. Di angka ini, ada mimpi yang sudah tercapai, tapi banyak juga mimpi yang belum kesampaian. BANYAK. Tetaplah Manusia merencanakan, Tuhan menentukan. SEMUANYA. Di tahun ini pun mama papa masuk ke angka 60. ENAM PULUH. Nderek bingah. Semua sehat-sehat (semoga), aman, damai, rukun. Semoga akan seperti ini terus.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini saya merayakan banyak. Jauh dari itu, Saya, kami telah melalui puluhan tahun hidup di bumi. Pertanyaan berikutnya, setelah ini lalu ke mana ya. Hahaha. Nggak pernah ada yang tahu. Saya hanya tahu kalau setelah ini akan ada kehidupan yang kekal. Lalu saya suka mikir saya bisa ketemu keluarga saya lagi ngga ya. Lalu akan tinggal di tempat seperti apa. Apakah banyak apinya, apakah menderita atau ngga. Kepanasan atau kedinginan, dan lain lain.

Lalu apa aja mimpi-mimpi saya yang belum tercapai? Saya mimpi di tahun ini akan ada lebih banyak buku yang saya baca, tetap bisa pergi ke tempat yang jauh, banyak jalan-jalan tapi juga banyak di rumah, dan tetap migunani tumraping liyan. Semoga ini bisa terwujud semua di tahun ini. Ada mimpi yang lebih besar lagi ngga? ADA, tapi ini misteri kehidupan. Jadi nikmati aja. 

“It's what you have always wanted to accomplish. Everyone, when they are young, knows what their destiny is. At that point in their lives, everything is clear and everything is possible. They are not afraid to dream, and to yearn for everything they would like to see happen to them in their lives. But, as time passes, a mysterious force begins to convince them that it will be impossible for them to realize their destiny... It's a force that appears to be negative, but actually shows you how to realize your destiny. It prepares your spirit and you will, because there is one great truth on this planet: whoever you are, or whatever it is that you do, when you really want something, it's because that desire originated in the soul of the universe. It's your mission on earth.” Paulo Coelho, The Alchemist.


Jakarta, 1 Juni 2017. 

Saturday, March 11, 2017

11 Maret 2017

Halo 2017. Tulisan pertama di tahun ini. sudah lama ingin menulis tapi tidak ada eksekusi, seperti biasa. Ada apa di tahun ini? Pertama politik, kedua tentang sowan, ketiga tentang keinginan.

Kenapa yang pertama tentang politik? Tepat 14 Februari 2017 saya memutuskan tidak menggunakan media sosial Path untuk sementara waktu. Sebabnya Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Akibatnya banyak yang gaduh mengenai agama di media sosial. Membuat pembenaran-pembenaran mengenai agama dengan cita rasa politik, membuat berita kebencian, entah berita benar atau hoax. Dengan adanya ini semua, sampai sekarang saya masih berkeyakinan kalau agama adalah hubungan pribadi dengan yang Menciptakan, tidak perlu melakukan pembenaran & pembelaan.

Meskipun meninggalkan Path untuk sementara, saya masih aktif di media sosial lain. Beberapa kali iseng buka akun-akun yang membicarakan tentang agama dan saya membaca komentar-komentar yang ada. Isinya, banyak kebencian. Inikah agama? Semoga di keluarga besar saya tidak ada yang ekstrim. Kalaupun ada, semoga kami tetap bisa hidup berdampingan dengan aman dan damai.

Lalu hal kedua. Tentang sowan.

Bulan lalu saya ke Pulau Dewata. Plesir saya kali ini tidak sendiri, namun dengan Ibu, akhirnya. Perjalanan yang harusnya sampai ke Jembrana, urung saya lakukan. Kami hanya pergi ke Karangasem, Tabanan, Ubud dan kawasan Bali Selatan. Di Tabanan kami sowan ke rumah om yang di malam tahun baru sempat berkunjung ke rumah di Jakarta. Di rumah om yang sederhana, kami bicara banyak. Banyak sekali. Om & Tante banyak memberikan nasehat-nasehat. Tentang bisnis, pasangan, dan hidup. Saya tidak ingin membicarakan hidup, tetapi saya ingin bilang kalau akhirnya saya mendengar Azan di Bali dan ternyata banyak sekali masjid yang berukuran besar. Saya menemukannya di Tabanan dan banyak di Denpasar. Saya pikir saya ngga akan pernah lihat masjid di Pulau Seribu Pura.

Lalu saya berpikiran, apakah sudah banyak orang tahu kalau di Bali semacam Indonesia mini? Semua agama ada di sini dan mereka baik-baik.

Hal ketiga adalah tentang keinginan.

Keinginan saya ada di dalam doa orang banyak. Saya yakin banyak yang mendoakan harapan-harapan saya, selain Ibu tentunya. Untuk itu semoga harapan saya untuk Ibu pun tercapai. Amin.  


Jakarta, 11 Maret 2017
 
 
Copyright © TITA
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com