di Cheese Cake Factory, Tebet |
Perjalanan dua
setengah tahun ditutup sempurna dengan sebuah ketidakadilan. Mungkin sedang
tidak beruntung. Namun inilah pembelajaran.
Selalu ada makna di setiap langkah : pahit atau manis.
“Berterima
kasihlah kepada orang yang sudah memberikan kamu pahit. Justru disitu kamu bisa
belajar”. Entah sampai kapan, mungkin sampai akhir usia saya di semesta, berdampingan
dengan beragam orang yang saya suka dan tidak adalah mutlak. Goenawan Mohammad pun
pernah menyampaikan dalam bukunya bahwa Tuhan tidak menciptakan manusia yang
seperti kita mau.
Ditengah-tengah
ketidakadilan sempurna yang mendorong saya untuk protes, gagal seketika. “Kamu
sabar. Memang harus seperti ini. Inilah seninya seorang mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi”. Sumpah serapah yang saya tidak pernah sekalipun terucap di
lingkungan kampus, keluar dengan sendirinya hari ini. Status BBM tertulis :
assu.
Tidak terlalu
ekstrim menurut saya. Normal. Ya, inilah pahit pertama di tahun 2012.
Bagaimanapun Tuhan itu tidak pernah salah. Setujukah kamu?
Hari ini, betapa
saya sangat berhutang budi kepada dosen yang berjalan di belakang saya. Siap
dengan segala pertanggungjawaban yang besar. Dosen yang di luar dugaan,
ternyata mendukung dan memberikan semangat ketika ketidakadilan ini terjadi.
Terima kasih. Matur suksma. Matur nuwun.
Saya rasa
cookies itu tidaklah cukup, namun saya berani pastikan bahwa akan ada yang
memberikan sesuatu yang entah saya sendiri tidak tahu apa, kapan dan di mana.
STIKS Tarakanita,
Pondok Kelapa, Jakarta Timur
12 Januari 2012