Organ
dalam yang luka acap kali menimbulkan aroma mulut yang kurang sedap, seperti
itulah yang terjadi ketika kata-kata kasar atau kalimat pedas terucap dari
seseorang, pasti ada luka batin yang belum tersembuhkan. Tugas kita bukan
menambah luka dengan memusuhi mereka namun menyembuhkannya. – Gobind Vashdev –
Satu
nasi, satu ayam, satu pepsi cola di Mc Donald’s Kuta Beach. Saya berdua dengan
kamu disini. Kamu duluan yang pesan, kemudian saya. Kamu yang pertama bilang
kalau makanan ini tidak enak, lalu saya. Kamu cerita tentang dia, kemudian
saya. Kita bergantian. Seperti senang dan sedih. Mereka diciptakan sepaket,
namun muncul bergantian.
Makanan
ini tidak saya habiskan. Makanan susah ditelan, lidah sedang tidak bisa
merasakan rasa apapun. Saya mati rasa. Atau purapura mati rasa? Malam ini saya
ingin seperti kamu, mati rasa.
“Kamu
tuh seharusnya terima kasih sama orang yang udah nyakitin kamu, bukan terima
kasih ke aku. Karena aku cuma kasih teori. Kalau sama orang yang nyakitin kamu,
disitulah kamu bisa belajar. Sekarang kamu jadi tahu gimana caranya ikhlas.”.
21.30
WITA. Masih saja ramai, namun sepi. “Kamu ngga boleh mati rasa kaya aku”.
Saya :
salah kalo gue deket dan masih berhubungan baik sama mereka?
Dia :
engga si. Tapi, just playing in your track.
Waktu
terus berjalan. Saya diam. Di luar, langit sedang meneteskan air kecilkecil.
Kita lalu memutuskan pulang ke penginapan melalui Jl. Poppies II. Jalan itu
adalah tempat di mana saya menunggu dia dulu. Kami pakai kaos warna ungu.
Mc
Donalds, Pantai Kuta, Bali, 3 Oktober 2011
0 comments:
Post a Comment