Saya :
Papaku lebaran besok. Artinya Muhammadiyah ya? ga ngerti kenapa lebaran
bedabeda.
Dia :
Ada dua cara menghitung mulainya suatu bulan. Yaitu dari nampaknya bulan
terlihat mata (rukyat) atau dari letak bulan sudah dua derajat di ufuk walaupun
belum terlihat mata, yang ibi bisa dihitung dari kapan dimulainya puasa
(hisab). Sedangkan pemerintah dengan rukyat. Muhammadiyah memilih pakai hisab.
Tergantung keyakinan aja mau ikut yang mana. Gak ada yang salah dari keduanya.
Yang jelas keduanya didapatkan dengan ilmu yang jelas dan diajarkan Rasul.
Santai sih. Dari sejak negeri ini belum proklamasi juga udah kadangkadang beda.
Saya
: Oo, selama ini aku tau kalau lebaran bedabeda. Yang satu Muhammadiyah,
satunya NU. Keluarga besarku begitu. Pasti bedabeda. Tapi ga tau kenapa
sebabnya. Makasih infonya ya.
Dia :
Sip. Seneng bisa jelasin ke Gita.
Saya :
Ada satu hal sih yang bikin aku bingung. Di keluarga besar papaku, yang nonmuslim
itu aku, kakak, sama mamaku. Yang lain muslim semua. Nah, ada satu adek
sepupuku umur Sembilan tahun nanya terus, “Mba, kamu kok ngga puasa?”. Terus
dijawab sama mbakmbak yang bantu disini, “Iya, mbak tita kan beda”. Eh dia
nanyananya lagi. Dan aku bingung jawabnya gimana. Hee. Setiap dia nanya, aku
ketawaketawa aja.
Dia :
Hee. Ya bilang aja kali. Mbak tita agamanya Kristen, jadi puasanya ngga
sekarang, di waktu yang lain. Terus lebarannya bukan pas Idul Fitri, tapi pas
natalan. Dari kecil harus diajarin ngerti sama perbedaan, supaya gedenya ngga
anarkis.
Saya :
Iya ya. hmm. Makasih.
Dia :
Banyak yang ngga ngerti kalau Islam itu juga cinta damai dan penuh kasih juga
seperti halnya yang diajarkan Kristen. Tapi segelintir orang ilmunya dangkal,
ikutikutan dan cuma buat cari perhatian, bikin nama Islam jadi rusak dan
dianggap anarkis teroris.
Saya :
Aku juga kadang kepikiran, misal FPI ngerusak inilah itulah. Mereka
mengatasnamakan agama, tapi kelakuannya begitu.
Dia :
Itulah. Semua agama mengajarkan pengikutnya dari sebelumnya buta menjadi orang
yang beradab. Ini malah begitu. Kadang kecewa, yang kayak gitu kok dibiarin aja
sama pemerintah.
Saya :
Kalau mereka yang ngga mau jabatan tangan sama beda muhrim, apa bisa dibilang
fanatik? Apa kalau jabatan tangan sama beda muhrim itu dosa?
Dia :
Itu bukan fanatik sebenernya. Itu perbedaan dalam menjalankan hadis (perkataan
Rasul). Ada hadis yang menyebutkan : menyentuh yang bukan muhrim itu
ganjarannya disentuh api neraka. Karena apa yang kita sentuh bukan hak kita. Menjadi
hak apabila sudah menikah. Tapi ada hadis yang menyebutkan boleh menyentuh
asalkan tanpa ada syahwat (perasaan nafsu). Rasulullah Muhammad sendiri juga
ngga pernah menyentuh wanita yang bukan muhrimnya. Muhrim itu : ibu, kakak,
adik, istri. Bahkan saudara sepupu pun bukan muhrim.
Saya :
Oh gitu. Noted. Makasih banyak infonya.
Dia :
Sip. Anytime.
Imogiri,
Jogjakarta, 29 Agustus 2011
2 comments:
waktu KKN dulu, aku diminta buat ngajar ngaji sama anak2 kecil... aku bilang "Aku nggak bisa ngajarin ngaji, aku Kristen." Terus anak2 itu bilang, "Gpp, Kristen juga gpp. Pokoknya kita diajarin ngaji." Aku g ngerti, mana yang lebih baik, mereka yang tidak menyadari perbedaan atau mereka yang tahu tentang perbedaan...
hmm kalo diminta untuk ngajarin ngaji susah juga ya :)
Post a Comment