Saturday, October 8, 2011

Moslem


Saya : Papaku lebaran besok. Artinya Muhammadiyah ya? ga ngerti kenapa lebaran bedabeda.

Dia : Ada dua cara menghitung mulainya suatu bulan. Yaitu dari nampaknya bulan terlihat mata (rukyat) atau dari letak bulan sudah dua derajat di ufuk walaupun belum terlihat mata, yang ibi bisa dihitung dari kapan dimulainya puasa (hisab). Sedangkan pemerintah dengan rukyat. Muhammadiyah memilih pakai hisab. Tergantung keyakinan aja mau ikut yang mana. Gak ada yang salah dari keduanya. Yang jelas keduanya didapatkan dengan ilmu yang jelas dan diajarkan Rasul. Santai sih. Dari sejak negeri ini belum proklamasi juga udah kadangkadang beda.

Saya : Oo, selama ini aku tau kalau lebaran bedabeda. Yang satu Muhammadiyah, satunya NU. Keluarga besarku begitu. Pasti bedabeda. Tapi ga tau kenapa sebabnya. Makasih infonya ya.

Dia : Sip. Seneng bisa jelasin ke Gita.

Saya : Ada satu hal sih yang bikin aku bingung. Di keluarga besar papaku, yang nonmuslim itu aku, kakak, sama mamaku. Yang lain muslim semua. Nah, ada satu adek sepupuku umur Sembilan tahun nanya terus, “Mba, kamu kok ngga puasa?”. Terus dijawab sama mbakmbak yang bantu disini, “Iya, mbak tita kan beda”. Eh dia nanyananya lagi. Dan aku bingung jawabnya gimana. Hee. Setiap dia nanya, aku ketawaketawa aja.

Dia : Hee. Ya bilang aja kali. Mbak tita agamanya Kristen, jadi puasanya ngga sekarang, di waktu yang lain. Terus lebarannya bukan pas Idul Fitri, tapi pas natalan. Dari kecil harus diajarin ngerti sama perbedaan, supaya gedenya ngga anarkis.

Saya : Iya ya. hmm. Makasih.

Dia : Banyak yang ngga ngerti kalau Islam itu juga cinta damai dan penuh kasih juga seperti halnya yang diajarkan Kristen. Tapi segelintir orang ilmunya dangkal, ikutikutan dan cuma buat cari perhatian, bikin nama Islam jadi rusak dan dianggap anarkis teroris.

Saya : Aku juga kadang kepikiran, misal FPI ngerusak inilah itulah. Mereka mengatasnamakan agama, tapi kelakuannya begitu.

Dia : Itulah. Semua agama mengajarkan pengikutnya dari sebelumnya buta menjadi orang yang beradab. Ini malah begitu. Kadang kecewa, yang kayak gitu kok dibiarin aja sama pemerintah.

Saya : Kalau mereka yang ngga mau jabatan tangan sama beda muhrim, apa bisa dibilang fanatik? Apa kalau jabatan tangan sama beda muhrim itu dosa?

Dia : Itu bukan fanatik sebenernya. Itu perbedaan dalam menjalankan hadis (perkataan Rasul). Ada hadis yang menyebutkan : menyentuh yang bukan muhrim itu ganjarannya disentuh api neraka. Karena apa yang kita sentuh bukan hak kita. Menjadi hak apabila sudah menikah. Tapi ada hadis yang menyebutkan boleh menyentuh asalkan tanpa ada syahwat (perasaan nafsu). Rasulullah Muhammad sendiri juga ngga pernah menyentuh wanita yang bukan muhrimnya. Muhrim itu : ibu, kakak, adik, istri. Bahkan saudara sepupu pun bukan muhrim.

Saya : Oh gitu. Noted. Makasih banyak infonya.

Dia : Sip. Anytime.


Imogiri, Jogjakarta, 29 Agustus 2011

2 comments:

Angelika Riyandari (Ike) said...

waktu KKN dulu, aku diminta buat ngajar ngaji sama anak2 kecil... aku bilang "Aku nggak bisa ngajarin ngaji, aku Kristen." Terus anak2 itu bilang, "Gpp, Kristen juga gpp. Pokoknya kita diajarin ngaji." Aku g ngerti, mana yang lebih baik, mereka yang tidak menyadari perbedaan atau mereka yang tahu tentang perbedaan...

Unknown said...

hmm kalo diminta untuk ngajarin ngaji susah juga ya :)

Post a Comment

 
 
Copyright © TITA
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com