Monday, June 13, 2011

2011

Tahun ini, dua ribu sebelas, adalah tahun dimana saya mendapatkan banyak kejutan. Diawali oleh Januari, yang kemudian akan ditutup oleh Desember. Kalau boleh meminta, saya ingin Desember memberikan saya dessert yang cantik. Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, kalau saya sangat suka Desember. Saya menyukai Desember seperti saya menyukai hujan. Teman kecilku juga suka hujan. Dia pernah meminta hujan tanpa adanya badai. Ia hanya ingin hujan kecilkecil kemudian pelangi delapan warna. Saya juga ingin begitu. Mudahmudahan permintaan saya dan teman kecil saya terkabul.

Berbicara tentang kejutan di awal kalimat pembuka, kejutan pertama yang saya terima adalah tentang pahit. Saya jatuh sejatuhjatuhnya, kemudian seperti ada kekuatan yang mengangkat saya, perlahan. Meskipun ada beberapa hal yang akhirnya harus ditelan sendiri, saya beruntung bisa merasakan pahit, karena saya percaya bahwa tidak akan ada seorangpun yang bisa selalu menjanjikan kebahagiaan. Pahit itu akan selalu datang dengan bagaimanapun caranya. Lalu saya yakin bahwa saya akan menjadi lebih kuat ketika pahit itu berangsur reda.


Di hari ketika saya menuliskan katakata ini, saya sedang berjalan ke masa lalu, sebentar saja. Saya janji tidak akan berhenti lama di sana, karena saya akan segera berlari menuju masa depan. Masa depan sudah ditentukan. Tinggal menunggu jawaban dari Dia yang pernah berjanji untuk setia sampai pada akhir jaman.


Dua ribu sebelas, kamu baik. Saya bersyukur bisa bertemu kamu. Saya akan setia menunggu kejutan apapun yang kamu berikan dalam tujuh bulan ke depan. Sekarang saya sedang menikmati momen dimana manis itu datang. Semoga saya tidak terlena. Saya akan tetap fokus berlari menuju ke citacita dan segala hal baik di.semesta


Champions aren’t made in the gyms. Champions are made from something they have deep inside them – a desire, a dream, a vision. (Muhammad Ali)



Jakarta, 10 Mei 2011

0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © TITA
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com