Friday, June 3, 2011

Desember

Aku selalu suka Desember. Kali ini aku ingin cepatcepat Desember dan berharap rencanaku sama dengan apa yang direncanakan Dia. Bukan tentang menikah.


Percakapan aku dan teman melalui telpon Sabtu sore lalu, membicarakan tentang keabadian. Temanku itu sudah dua belas kali pacaran. Hatinya sering patahpatah, tetapi tidak pernah terpikir untuk mengakhiri hidup. Ia selalu bangkit dan menjadi perempuan yang lebih bijak dan kuat. Kini ia sedang tidak mau diisi. Ingin sendiri dulu, katanya. Ia juga baru pindah kerja, dan di tempat kerja barunya itu tugasnya cukup banyak. Aku salut dengan temanku ini. Tubuhnya kecil, mungil, tapi keberaniannya besar. Benar dikatakan benar, salah dikatakan salah. Ia tidak pernah memihak, sekalipun dengan aku. Kalau aku salah, ya salah. Tidak peduli aku teman dekatnya atau bukan.


Temanku itu kemudian bercerita tentang temannya, saudaranya, dan tetangganya. Semua inti masalahnya sama, tentang tidak ada yang abadi. Hari ini bilang sayang, besok bilang benci. Semalam menangis sambil berjanji, besok pagi bilang aku menemukan yang lebih baik dari kamu.


Di ujung telepon, kita samasama tarik nafas panjang, lalu aku tanya ke temanku, tentang hidup. apa ini yang namanya hidup. Temanku bilang inilah hidup. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan kita, bahkan dalam hitungan detik ke depan. Jalani pelanpelan, natural.


Hope for the best, expect for the worst.



Jakarta, 25 April 2011

0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © TITA
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com