Friday, June 24, 2011

Hati (hati)

Malam kemarin saya cerita ke beberapa teman kalau keadaan hati saya sedang kurang bersahabat. Seperti ada kangen – mungkin bercampur benci. Sungguh, saya tidak ingin mengatakan benci, tetapi itu yang saya rasakan – dari berangkat kerja, sampai kembali ke tempat beristirahat. Sebelum saya membuat tulisan ini, saya buka twitter, lalu mendapati twit-an seperti berikut : Ikhlas itu sulit, jika belum bisa jangan dipaksa. Nanti jadi tidak ikhlas (via @TUJUHrupa)

Di tempat saya bekerja, hampir tidak ada yang mesti saya kerjakan. Saya mati gaya. Lalu ingin cepatcepat sampai rumah, tidur terlentang, lalu memandangi langitlangit kamar. Saya berkata kepada hati bahwa saya ingin menangis, tetapi sampai saya terlelap, tidak ada satu butiran hangat pun yang keluar.


Saya benci untuk mengatakan benci. Memang sebaiknya benci itu dimusnahkan saja dari semesta. Benci itu semacam virus perusak hati.


Mungkin hati itu sendiri permasalahannya hanya sebentar. Sebentar kuat, sebentar lemah. Sebentar mengatakan baik, sebentar brengsek. Sebentar pahit itu terasa manis, sebentar pahit itu ya pahit. Akan tetapi mungkin juga itulah yang dinamakan ngrasani hati (hati).



* Ngrasani (Bahasa Jawa) : merasakan/feel

Jakarta, 25 Mei 2011

0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © TITA
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com