Monday, June 13, 2011

Au Revoir

Katamu Bandar Udara itu romantis. Aku setuju. Di Bandara Adi Sucipto, Jogja, aku terus melihat ke arah jam dinding yang ada di dekat meeting point, sebelah ATM centre. Jarum panjang dan pendeknya cepat sekali berjalan. Mungkin mereka juga mengharapkan kedatanganmu cepatcepat. Tanganku dingin, kaki gemetar, seperti belum siap bertemu kamu.


Aku melihatmu berjalan ke arahku. Kamu memakai kaos oranye, warna kesukaanku, membawa satu tas ransel dan kantong kardus, yang aku penasaran apa isinya. Aku senyum menyambut perjumpaan kita, setelah setahun tidak bertemu. Kamu merangkul aku dari belakang, lalu kita berjalan menuju trotoar depan Solaria, duduk di selasela perempuan yang sesekali menyeka air matanya. Mestinya aku waktu itu mengajakmu jalan keliling Jogja, tapi tidak bisa. Istri dan anakmu menunggumu.


Ternyata, tidak hanya jarum panjang dan pendek bandara saja yang berjalan cepat. Jam tangan merah mudaku juga begitu. Semua ingin berjalan cepat, tapi tidak dengan aku. Aku dan kamu diam, sesekali berpandangan. Waktu itu kita kebanyakan diam, padahal waktu yang kita punya hanya sedikit. Di akhir pertemuan, kamu mengucapkan dua buah kalimat: perpisahan dan kesetiaan.


Kini ku bagai menanti datangnya pelangi di malam hari yang sepi. Kusadari yang telah kulakukan (Vidi Aldiano).



Jakarta, 17 Mei 2011

0 comments:

Post a Comment

 
 
Copyright © TITA
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com